Sorry for disappearing in a so long long long time. Almost 4 years literally. Kali ini aku ada niatan buat come back lagi nih. Meskipun bingung mau ngepost apa, tapi insyaallah aku usahain buat kasih konten yang bermanfaat. Gatau dah ini nanti ada yang baca apa enggak wkwk. I just want to write something. Pengennya sih share pengalaman pribadi yang bisa dijadiin pelajaran untuk para readers sekalian. Semoga bisa terwujud ya. Selain itu, menulis kan juga bisa relief stress dan akhir-akhir ini aku ngerasa stress banget. So, I want to try to relief my stress by writing. May it can solve my problem yeah. Dah cukup ya cuap-cuapnya. Palingan juga nggak ada yang baca wkwk
ADD THE SLIDER CODE HERE
Rabu, 24 Februari 2016

Pernah nggak sih, denger kata-kata kayak gini,’’Kenapa sih anak-anak zaman sekarang
susah diatur? Kalau disuruh atau dilarang, pasti mereka nanya dulu
alasannya. Kalau nggak dikasih alasan, mereka bakal nanya-nanya terus
sampai puas. Duh, pusing deh!’’ Biasanya sih mbah-mbah kalo nggak gitu orang tua yang ngomelina anaknya yang hidup di zaman sekarang. Zaman modern. Zaman globalisasi.
Nggak heran ya, soalnya kita dan orang tua kita lahir drai generasi yang berbeda. Jauh. Yap, menurut Teori
Generasi oleh Karl Mannheim dalam esai yang berjudul The Problem of Generations, manusia dikelompokkan menjadi beberapa generasi sesuai dengan waktu lahir. Di antaranya, baby boomers, gen X, Y, dan Z. Yuk, kenalin setiap generasinya!
- Baby Boomers (Lahir sekitar 1946-1964)
Tahu nggak kenapa disebut generasi Baby Boomers? Jadi gini, setelah berakhirnya Perang Dunia Keduamembuat harapan hidup orang-orang meningkat. Dan pada tahun 1953-1964 ada 3,4 sampai 4 juta bayi yang lahir di Paman Sam dan ini adalah jumlah yang cukup banyak. Akhirnya, disebutlah dengan Baby Boomers. Lucu yah!
Di generasi ini, emang udah ada televisi, di negara maju tentunya. Tetapi, belum banyak teknologi yang mereka kembangkan. Soalnya, di generasi ini manusia pinter baru memulai untuk bangkit dari keterpurukan. Dan juga, yang namanya perbudakan mulai dihapus pada generasi ini. Namun, yang disayangkan adalah manusi di generasi Baby Boomers ini cenderung bersifat selfish. Banyak percerain, dan yang namanya single parent udah dianggap wajar. Tapi, tetep aja generasi ini dianggap sebagai generasi terbesar sepanjang sejarah. Kalau dikalkulasi mencapai 77 juta orang. Prokprokprok... give applause.
- Generation X (Lahir sekitar 1965-1984)
Berkebalikan dengan generasi Baby Boomers, pada generasi ini jumlah kelahiran bayi menurun drastis. Hal ini disebabkan karena diperbolehkannya aborsi di negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat, dan juga beredarnya birth control pill yang bebas dipasaran.
Tapi, banyak juga perubahan yang tercipta pada generasi ini loh. Salah satunya dari segi musik. Banyak genre bermunculan mengekspresikan identitas pengikutnya. Bagi mereka, musik bukan cuma sekedar tren, tapi juga mengekspresikan jiwa mereka.
- Generasi Y (Millennials) Lahir sekitar 1985-2000
Generasi ini juga disebut juga dengan generasi yang andal karena berhasil menelurkan ie-ide brilian. Merka suka coba-coba dengan teknologi baru. Juga mempunyai pola komunikasi yang lebih terbuka jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Namun, sebagian orang berpandagan bahwa generasi Y ini memiliki sisi negatif seperti egosentris, individualisme, dan gampang bosan. Dr Mackay, founder quarterly research series
The Ipsos Mackay Report, mengungkapkan bahwa banyak orang dari generasi
selain Y yang sering bersikap sinis kepada gen Y. ’’Beberapa di antara
mereka iri karena gen Y begitu berpikiran terbuka. Mereka diam-diam
menyadari bahwa gen Y mempunyai prospek yang dipandang dunia,’’ ujarnya
dilansir dari News.
- Generasi Z (Lahir sekitar 2000-210)
Sisi positif generasi Z adalah mereka yang lahir di generasi ini pasti fasih teknologi digital. Bahkan Bill gates, menyebut generasi ini dengan generasi I (Generasi Informasi). Mereka juga lebih pragmatis dan pekerja keras bila dibanding dengan generasi sebelumnya. Namun, masyarakat generasi Z cenderung kurang dalam komunikasi secara verbal karena mereka bersifat egosentris, individualis, dan selalu ingin semua serba cepat dan instan. Banyak kan yang bilang, gadget itu "Mendekatkan yang jauh tapi juga menjauhkan yang dekat."
Sekian, ulasan tentang perbedaan generasi antara kita. Kalian masuk yang mana guys?
Kamis, 18 Februari 2016

Hallo Guys, kali ini gue mau posting tentang mitos yang beredar di masyarakat tentang air dingin dan fakta yang sebenarnya. Jadi, supaya kita lebih berhati-hati dalam menerima informasi yang beredar dan tahu mana yang benar. langsung aja, check it out:
- Minuman dan makanan dingin mengakibatkan tubuh rawan terserang penyakit
Sebenarnya, suhu dingin itu nggak berpengaruh terhadap makanan apakah itu nanti menyebabkan penyakit atau tidak, melainkan kuman yang ada di dalamnya. Memang benar jika kuman akan mati jika air dimasak, tapi ada beberapa lho kuman jahat yang tetep bisa hidup walaupun dalam suhu panas. Yang berpengaruh itu, apakah makanan itu sudah disterilkan atau belum.
- Minum air dingin membuat lemak di tubuh susah dicerna
- Minum air dingin cocok untuk diet
Saat kepedasan dan minum air dingin, rsa pedas di lidah akan agak hilang. Tapi, setelah itu, rasa pedas justru akan bertambah. Sebaiknya, minumlah air hangat ketika kepedasan karena makanan pedas mengandung capsaicin (zat yang membuat pedas)
- Setelah berolahraga, lebih baik minum air dingin
Penjelasan Oleh: dr. Raden Argarini, MKes (Dosen Departemen Fisiologi FK UNAIR)
Senin, 15 Februari 2016

Sahabat Neverland...
Umaimah
binti Shubaih bin al-Harits lebih dikenal sebagai Ummu Abu Hurairah RA, ibunda
dari seorang perawi yang paling banyak meriwayatkan hadis Nabi Muhammad SAW,
Abu Hurairah RA.
Seperti yang di
kutip dari majalah online republika.co.id, Bulan Muharram menjadi awal masuknya
Abdurrahman bin Shakhr al-Azdi, atau dikenal dengan nama kunyah Abu Hurairah
RA. Ia datang kepada Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam pada tahun 7
Hijriah. Sayangnya, langkah ini tak diikuti oleh ibu kandungnya, Umaimah binti
Shubaih bin al-Harits.
Abu Hurairah RA sangat terkenal di kalangan para ahli hadis. Ia meriwayatkan
5.374 hadis Nabi Muhammad SAW. Tercatat lebih dari 800 orang perawi dari
kalangan sahabat dan tabi’in telah meriwayatkan hadis darinya. Beberapa di
antara mereka yaitu Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan lain-lain.Tumbuh sebagai lelaki cerdas, Abu Hurairah RA sejatinya seorang anak yatim. Ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Dalam asuhan ibunya, ia tumbuh menjadi pemuda dengan kecemerlangan otak luar biasa. Ia disebut gudang pengetahuan umat Muslim.
Umaimah sangat mencintai Abu Hurairah RA, begitu juga sebaliknya. Namun, cintanya pada sang anak tak menggerakkan hatinya untuk memeluk Islam. Sesering apapun Abu Hurairah RA mengajaknya pada keagungan Islam, ibunya selalu menolak.
Abu Hurairah tak pernah bosan. Ia terus berdakwah kepada ibunya. Ibunya pun juga tak segan untuk terus menolak. Hal ini menimbulkan kesedihan di hati Abu Hurairah RA.
Suatu hari, kesedihan di hati Abu Hurairah RA memuncak. Enggan mendengar ajakan yang tiada henti, sang ibu mengucapkan kalimat buruk tentang Rasulullah SAW. Kalimat itu sangat dibencinya.
Kesedihan Abu
Hurairah RA begitu mendalam. Sembari menangis ia pergi menemui Rasulullah SAW.
Ia pun mengadukan kejadian yang baru saja dialami kepada sang Rasul. “Wahai
Rasulullah SAW! Mohonkan kepada Allah agar Dia memberikan hidayah kepada
ibuku,” pintanya kepada Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW memenuhi permintaan Abu Hurairah RA. Ia berdoa kepada Allah
SWT agar Ummu Abu Hurairah RA diberi hidayah.Mendengar itu, Abu Hurairah RA merasa lebih tenang. Ia kembali ke rumahnya dengan penuh suka cita. Ia tak sabar ingin mengabarkan kepada ibunya doa Rasulullah SAW tersebut.
Sampai di depan pintu, Abu Hurairah RA tertegun. Ia mendapati pintu terkunci rapat. Mendengar langkah kaki Abu Hurairah RA yang terhenti di depan pintu, ibunya berkata, “Wahai Abu Hurairah RA, tetaplah engkau di luar,” kata Umaimah.
Sejenak Abu Hurairah RA mendengar gemericik air. Tak lama kemudian, sang ibu pun membuka pintu. Ia tampak memakai baju dan kerudung. Tiba-tiba ia berkata, “Wahai Abu Hurairah RA! Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah,” ucapnya tanpa disangka-sangka.
Abu Hurairah RA serta merta mengucapkan takbir. Air matanya tak terbendung. Doa Rasulullah SAW begitu cepat terkabul.
Abu Hurairah RA kembali berlari kepada Rasulullah SAW sembari menangis. Kali ini air matanya menetes bahagia. Dengan wajah ceria, ia menceritakan perihal keislaman ibunya kepada Rasulullah SAW. Ia pun meminta agar Rasulullah SAW mendoakan ibunya kembali. Ia ingin ibunya selalu disayangi oleh setiap orang beriman.
“Wahai Allah! Jadikanlah hamba-Mu ini dan ibunya disayangi oleh setiap orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan,” kata Nabi Muhammad SAW.
Doa itu pun terkabul. Ummu Abu Hurairah RA begitu disayangi oleh orang-orang di sekitarnya. Ia dikenal sebagai wanita yang dermawan dan murah hati.
Suatu hari Abu Hurairah RA duduk bersama Humaid bin Malik bin Khaitsam di Aqiq. Tiba-tiba, serombongan orang singgah di sana. Ia meminta Humaid datang kepada Umaimah dan menyampaikan salamnya. “Berikanlah kami makanan,” kata Abu Hurairah RA, ditirukan oleh Humaid ketika sampai di depan ibunya.
Ummu Abu Hurairah RA kemudian memberikan tiga buah roti, minyak, dan garam dalam sebuah mampan. Ia meletakkannya di atas kepala Humaid. Humaid pun mengantarkan makanan dari Umaimah kepada rombongan. Diletakkannya semua makanan tersebut di hadapan Abu Hurairah RA.
“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita kenyang dengan makan roti, yang sebelumnya kita tidak punya makanan apa-apa kecuali aswadain, yaitu kurma dan air,” kata Abu Hurairah RA.
written by Dunia Islam on 24 October, 2015
Sabtu, 13 Februari 2016

Hai sobat Neverland, pada tahu
nggak sih apa itu Coldlicious? Kalau dilihat dari namanya, Coldlicious terdiri atas kata cold
yang berarti dingin dan licious yang berarti penggemar atau penggila.
Jadi, singkatnya bisa dibilang penggila dingin. Entah itu dinginnya es batu,
air es, es krim, atau es buah dan
semacamnya. Ternyata, banyak lho orang yang mengidap Coldlicious,
mungkin karena Indonesia adalah daerah tropis sehingga kalau siang-siang panas
matahari menyengat, menyebabkan haus dan tubuh kita menginginkan yang
segar-segar dan kebanyakan orang memilih minum minuman dingin ataupun minuman
ber-es. Level addicted-nya juga bermacam-macam lho, ada yang masil di level low,
ada yang sudah mencapai medium yang hampir tiap hari minum es, ada pula
yang bener-bener tergila-gila sama es terutama es krim.
Ada sebuah ice cream brand asal
USA bernama Mini Melts yang diklaim sebagai es krim terdingin di dunia. Es krim
itu dibekukan dengan liquid nitrogen bersuhu -190 derajat Celcius
dan disajikan dengan suhu -40 derajat Celcius. Wow, gimana tuh rasanya?
Tapi hati-hati ya sobat, karena
kita bisa saja terserang beberapa penyakit karena minum es terlalu banyak alias
berlebih. Misalnya, terkena nyeri gigi, flu, batuk, bahkan brain freeze.
Kalian pada tahu belum apa itu brain freeze?
Brain
freeze atau otak beku biasanya terjadi saat kita makan makanan atau minuman
dingin dan rasanya itu kepala seperti ditekan-tekan alias nyut-nyutan. Sakit
kepala yang juga dikenal dengan istilah sphenopalatine ganglioneuralgia ini
terjadi karena kita mengonsumsi sesuatu yang dingin secara cepat. Alhasil,
saraf pada langit-langit mulut merangsang pembuluh darah di bagian depan kepala
untuk vasokonstriksi (mengerut). Nah, proses itulah yang menyebabkan
rasa sakit atau nyeri di kepala kita.
Di kepala, terdapat otak, organ
penting tubuh yang bekerja setiap saat. Organ tersebut sangat sensitif terhadap
temperatur, baik dingin maupun panas. Meski begitu, sebenarnya otak tidak bisa
langsung merasakan sakitnya lho. Rasa sakit yang ditimbulkan brain
freeze itu sebenarnya dirasakan oleh otak bagian luar yang disebut meninges,
yaitu sistem membran yang melapisi sistem saraf pusat.
Ada juga teori bahwa sakit
kepala itu disebabkan daerah saraf trigmetal yang bereaksi. Saraf trigmetal
berfungsi merasakan dan mengirim informasi antara otak dan daerah lain pada
kepala, termasuk lidah, gigi, dan langit-langit mulut. Karena itu, timbul upaya
meningkatkan aliran darah ke otak dan menjaganya tetap hangat. Tidak perlu
khawatir sobat, brain freeze hanya berlangsung selama 10-30 detik.
Saat
hal itu terjadi, lakukanlah hal-hal berikut ini:
- · Hangatkan daerah dalam mulut
Cara paling mudah adalah dengan menyentuhkan lidah ke
langit-langit mulut. Don’t worry, cara ini terbukti menghasilkan efek
hangat bagi pembuluh darah di sekitar mulut lho.
- · Minum air hangat
Sebaiknya, sebelum dan sesudah makan es krim, minumlah minuman
hangat. Dengan begitu, suhu langit-langit mulut kita akan tetap terjaga.
·
- Makan pelan-pelan
Apa
salahnya sih makan pelan-pelan? Selain kemungkinan terserang brain freeze
makin kecil, kita bisa lebih menikmati rasa es krimnya. Apalagi kalau topping-nya
bervariatif. Yummy

Ada rahasia
terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib
kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh
memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah
gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan
kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan
penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah
ayahnya.
Semuanya
dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ‘Abdullah Sang
Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu
bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang
semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam
diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi
mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan! Ali tak tahu
apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari
mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling
akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam
dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya
tak diragukan, Abu Bakr Ash Shiddiq Radhiyallaahu ’Anhu”Allah mengujiku
rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding
Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena
ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ‘Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada
Allah dan Rasul-Nya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan
perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ‘Ali bertugas menggantikan beliau untuk
menanti maut di ranjangnya.
Lihatlah juga
bagaimana Abu Bakr berdakwah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan
saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ‘Utsman,
‘Abdurrahman ibn ‘Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab. Ini yang
tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ‘Ali.
Lihatlah berapa
banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar;
Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ‘Abdullah ibn Mas’ud. Dan siapa budak yang
dibebaskan ‘Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insya Allah
lebih bisa membahagiakan Fathimah.
‘Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
“Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ‘Ali.
“Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan
kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak
pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia
adalah keberanian, atau pengorbanan.
Beberapa waktu
berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat
layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk
mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr
mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan
perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani
tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut
dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.
‘Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang
pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ‘Umar memang
masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ‘Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa
yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk
mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya
‘Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari
itu, ‘Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, “Aku datang bersama
Abu Bakar dan ‘Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ‘Umar, aku masuk bersama
Abu Bakr dan ‘Umar.”
Betapa tinggi
kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan
bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ‘Umar melakukannya. ‘Ali menyusul sang
Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan
beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam
malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit
pasir. Menanti dan bersembunyi.
‘Umar telah
berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. “Wahai
Quraisy”, katanya. “Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa
yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung
tanpa henti, silakan hadang ‘Umar di balik bukit ini!” ‘Umar adalah lelaki pemberani.
‘Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak,
dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah!
Tidak. ‘Umar jauh lebih layak. Dan ‘Ali ridha.
Cinta tak
pernah meminta untuk menanti
Ia mengambil
kesempatan
Itulah
keberanian
Atau
mempersilakan
Yang ini
pengorbanan
Maka ‘Ali
bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ‘Umar juga ditolak. Menantu
macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ‘Utsman sang miliarderkah
yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn
Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu
Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara
Muhajirin hanya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf yang setara dengan mereka. Atau justru
Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan
mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau
Sa’d ibn ‘Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
“Mengapa bukan
engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan
lamunan. “Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat,
engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi. “
“Aku?”, tanyanya tak yakin.
“Ya. Engkau wahai saudaraku!”
“Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa
kuandalkan?”
“Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah
menolongmu!”
‘Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan
memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya,
menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya
ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan!
Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat
kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
“Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!”, begitu
nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda
yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa
Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, “Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur
tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun
bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan
sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk
menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan
kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung
berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah,
itu menyakitkan.
“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana
lamaranmu?”
“Entahlah...”
“Apa maksudmu?”
“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa Sahlan’
berarti sebuah jawaban!”
“Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
“Eh, maaf kawan. Maksud kami satu saja sudah
cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan
kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”
Dan ‘Ali pun
menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula
ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar
cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu
Bakr, ‘Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan
janji-janji dan nanti-nanti.
‘Ali adalah
gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa
‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan
yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini,
cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali. Ia mempersilakan. Atau
mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah
keberanian.
Dan ternyata
tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat
dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada
‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh
cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu
mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena
pemuda itu adalah dirimu” ini merupakan sisi romantis dari hubungan mereka
berdua.
Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah
Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan
Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya
dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha
(menerima) mahar tersebut.”
Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:
“Semoga Allah
mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian
berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan
yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4)
Ditulis pada Selasa, 16 Muharram 1435 H / 19
November 2013 10:18 WIB
Oleh Asyraf Seferagic
Berbicara
tentang cinta kepada lawan jenis saat seumuran gue ini memang belum pantas.
Maka dari itu, gue memposting ini untuk menegaskan pada diri gue dan kalian
para pembaca, bahwa cara pengekspresian cinta melalui pacaran dan istilah
kakak-adek seperti yang dijalani mayoritas anak jaman sekarang adalah hal yang
sangat jelas tidak dibenarkan dalam Islam. Hendaklah kita sabar seperti ‘Ali,
memperbaiki diri dan bercermin, karena semua kan indah pada waktunya. Just
believe that Allah has a beautiful plan for us. Tugas kita masih belajar,
belajar, dan belajar. Urusan jodoh serahkan pada sang pemberi jodoh
Langganan:
Postingan (Atom)
Me on Flickr
Recent Posts
Popular Posts
-
Oke guys.. kali ini gue ingin berbagi tentang cara belajar gue yang bisa dibilang aneh, tapi terbukti hasilnya. Tapi nggak menjamin ya. Ha...
-
Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang N...
-
Assalamu’alaikum Guys... Kali ini gue mau nge share sedikit informasi tentang penyakit “Dompo” atau dalam bahasa ilmiahnya adalah...
Diberdayakan oleh Blogger.
Blogger templates
About Me
- alep
- I'm a random person. Interested in anything unique and extraordinary. Less talk but still like to give an opinion. I have a big dream and still struggling to reach it. I like to help others, I like to learn about life, I want to be a good person for others.
Twitter Account
Popular Posts
-
Oke guys.. kali ini gue ingin berbagi tentang cara belajar gue yang bisa dibilang aneh, tapi terbukti hasilnya. Tapi nggak menjamin ya. Ha...
-
Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang N...
-
Assalamu’alaikum Guys... Kali ini gue mau nge share sedikit informasi tentang penyakit “Dompo” atau dalam bahasa ilmiahnya adalah...